Barca VS Juve Layaknya Goliath VS David


Yang paling ditunggu-tunggu pecinta sepakbola tanah air adalah final liga champion eropa. Jika dilihat, perhelatan sepak bola tingkat dunia yang mengunggulkan para club dari berbagai negara eropa itu memang selalu menarik. Bola yang begitu bulat bisa membuat prediksi para pakar sepak bola luluh lantak. Karena saat Real Madrid gagal bertemu di final dengan Barcelona, segala prediksi jadi tidak jelas. Secara logika dasar, Barca yang diperkuat banyak pemain ahli dalam strategi tiki-taka jelas akan menang mudah melawan Juventus. Namun, juga belum tentu demikian. Toh nyatanya skuad tim Real Madrid saja mampu ditahan imbang di laga terakhirnya melawan Juventus. Artinya, Juventus mengalami titik balik kebangkitannya setelah sekian lama.

Ini persis seperti buku karangan Malcolm Gladwell yaitu David dan Goliath yang mana pada zaman dulu ada peperangan yang cukup rumit dimenangkan jika mengerahkan seluruh pasukan. Sehingga diadakanlah di tengah peperangan di lahan luas itu tanding 1 lawan 1. Pihak yang jauh lebih kuat layaknya Barca mengunggulkan Goliath yang berbadan besar dan tangguh untuk turun melawan musuh. Sedangkan Juventus mengunggulkan David yang bukan siapa-siapa, jauh berbadan kecil dan hanya penggembala domba. Singkat cerita, David menang telak lantaran tidak bertanding dengan aturan yang ditentukan oleh tim dari Goliath. Karena David yakin, bertanding biasa tidaklah mungkin menang. Belum lagi di timnya David, tidak ada pasukan seorangpun yang memiliki badan sebesar Goliath. Nah, apakah pertarungan Juventus dan Barcelona ini akan tampil layaknya buku karangan Malcolm Gladwell? Entahlah. Jika Juventus mengikuti cara bermain sepak bola ala Barca, maka jelas, mereka akan kesulitan. Lantaran Barca sudah hapal mati di luar kepala. Tapi lain ceritanya jika mereka menerapkan sistem pertarungan sepak bola yang berbeda dan tidak mengikuti cara bermain Barca.

Menurut banyak sumber berita bola, Juventus akan mencoba formasi 4-3-1-2 yang mana memudahkan mereka untuk melakukan umpan terobosan dari lini tengah langsung ke depan atau memotong pertahanan barca yang menggunakan formasi 4-3-3. Cukup sulit memang. Karena memakai perhitungan probabilitas. Apa itu? Itu adalah sistem kemungkinan pada perhitungan nilai dadu yang kita kenal di kelas IPA pada SMA. Yaitu, seberapa banyak umpan terobosan yang dilakukan Juventus mampu lolos dari penjagaan pertahanan Barca. Semakin banyak umpan terobosan dalam waktu 90 menit itu, maka semakin banyak pula peluang meloloskan diri dari penjagaan pertahanan Barca. Artinya, harus semakin banyak umpan langsung ke depan. Walau tentu akan semakin banyak juga kegagalan yang mampu terpatahkan oleh penjagaan Barca.

Melakukan permainan umpan pendek atau tiki-taka ala Barca juga tak jauh lebih baik bagi Juventus. Kenapa? Karena Barca dengan formasi seperti itu jelas lebih mudah memotong umpan bola pendek dari lawannya. Artinya, sama saja susahnya jika mengikuti cara bermain bola ala Barca. Lalu saya mendukung siapa? Tidak mendukung siapa-siapa. Tapi mendukung permainan yang cantik. Jelas permainan Barca akan cantik seperti biasa. Namun saya juga berharap Juventus layaknya David, mampu melihat cara bermain yang baru untuk bisa mengimbangi gaya permainan Barca. Ini final liga champion loh. Kalau standar-standar saja permainannya sih jelas tidak menarik. Selain itu, sebisa mungkin Juventus tidak memberi keleluasaan pada Barca untuk menerapkan gaya permainannya selama pertandingan. Kalau tidak jelas, defensif adalah jalan satu-satunya mengulur waktu.

Kalau belum baca soal David dan Goliath dari Malcolm Gladwell ya baca dulu. Baru tahu kelebihan sistem permainan yang digunakan David mengalahkan Goliath dalam berbagai sendi kehidupan dan sejarah yang pernah tercatat. Semoga malam ini yang begadangan nonton di SCTV bisa menikmatinya ya. Siapapun dukunganmu, cobalah untuk menikmati pertandingan. Salam olahraga. Jebrettt...!

Artikel Keren Lainnya:

1 Response to "Barca VS Juve Layaknya Goliath VS David"